Generasi Muda Berencana


Keterampilan Hidup (Life Skill)

Keterampilan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berprilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari hari secara efektif (DEPDIKNAS 2002)


1. Jenis Jenis Keterampilan Hidup

A. Keterampilan Fisik
Adalah kemampuan seseorang yang ditunjukkan secara fisik, seperti melihat, bersuara, mencium, merasa, menyentuh, dan bergerak.
a. Keterampilan Fisik
Ditandai dengan kemampuan seorang remaja untuk memilih makanan, berolahraga dan beristirahat secara seimbang.
b. Keterampilan Memahami Tubuh dan Merespon Kebutuhan Tubuh Sendiri
Makna sehat yang hakiki adalah bagaimana kita bisa tahu cara mencegah penyakit. Yaitu dengan memahami kondisi dan kemampuan tubuh kita dan menjalankan pola hidup sehat. Komunikasi yang terjalin baik antara kita dengan tubuh kita akan menghasilkan mekanisme tubuh yang baik pula.
c. Keterampilan Mengatur Pola Makan dan Olah Raga
Pada dasarnya sehat dimulai dari apa yang kita makan. Kita perlu mulai berfikir dan berbuat, bagaimana caranya agar dapat membuat makanan yang bukan hanya enak di lidah akan tetapi sehat di tubuh.
d. Keterampilan Mengelola Tidur
Perbaikan jaringan jaringan sel yang rusak dalam tubuh umumnya dilakukan pada saat istirahat/tidur. Maka apabila kita sering kurang tidur atau tidak memiliki kwalitas tidur yang baik, cepat atau lambat akan mengganggu stabilitas daya tahan tubuh kita.

B. Keterampilan Mental
1. Keterampilan Mempercayai dan Menghargai Diri
Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat mengukur suatu perbuatan dari segi baik atau buruknya.
2. Keterampilan Berfikir Positif
Berfikir positif adalah suatu keterampilan untuk dapat meilhat sisi positif mengenai suatu hal, peristiwa, kejadian atau pengalaman.
3. Keterampilan Mengelola Strees
Mengelola stress bukan sekedar mengurangi strees, tetapi juga mengelola situasi yang menyebabkan strees. Mengelola stress berarti menemukan cara, jenis dan waktu stress yang tepat sesuai dengan cirri khas individu, prioritas dan situasi hidupnya untuk mencapai kinerja dan kepuasan maksimal.
4. Keterampilan Mengambil Keputusan dan Memecahkan Masalah
Pengambilan keputusan adalah sebuah keterampilan yang membantu remaja untuk menghadapi berbagai keputusan dalam hidup secara konstruktif. Keterampilan ini dapat dipelajari dan dipraktikan.

C. Keterampilan Emosional
1. Keterampilan Bersikap Tegas (Asertif)
Asertif adalah sebuah sikap atau prilaku untuk mengekspresikan diri secara tegas kepada pihak lain tanpa harus menyakiti pihak lain ataupun merendahkan diri dihadapan pihak lain.
2. Keterampilan Berkomunikasi dengan Orang Lain.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian fikiran dan perasaan melalui bahasa , pembicaraan, pendengaran dan gerakan tubuh atau ungkapan emosi oleh seseorang kepada orang lain disekitarnya.

D. Keterampilan Spiritual
1. Keterampilan Memahami Kehidupan Speritual
Spiritual adalah unsure kehidupan manusia yang langsung diberikan dan berasal dari Tuhan. Keterampilan memahami spiritualitas adalah kemampuan memahami bahwa semua kegiatan jasmani, pikiran dan emosi manusia yang digerakkan atas dasar suara hati nurani dan diarahkan untuk memperoleh keridhoan Allah SWT.
2. Keterampilan Menyadari Kehidupan Spiritual
Kemampuan spiritual itu akan terlihat pada perkembangan kesadaran dan pemahaman manusia terhadap diri, orang lain dan alam, yang berujung pada peningkatan kesadaran dan pemahaman akan kebesaran Penciptanya. Artinya, spiritualitas muncul pada konteks hubungan manusia dengan dirinya, orang lain, alam dan penciptanya.


E. Keterampilan Kejujuran (Vocational Skills)
Keterampilan kejujuran adalah kemampuan atau keterampilan khusus yang dimiliki oleh remaja dan mahasiswa dalam bidang non akademik, yakni berupa kemampuan remaja dan mahasiswa dalam berwirausaha sesuai dengan bakat, minat dan hobinya untuk mendapatkan penghasilan, sehingga remaja dan mahasiswa bisa hidup dengan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Tujuan Keterampilan Kejujuran (Vocational Skills) adalah agar remaja dan mahasiswa mampu mengembangkan potensi dirinya, bakat dan hobinya sehingga dapat mendatangkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

F. Keterampilan Menghadapi Kesulitan (Adversity Skills)
Mengubah hambatan menjadi peluang. Dalan kehidupan sehari hari, kita tidak akan pernah lepas dari hambatan, masalah dan tantangan . Kita dapat melihat ada orang –orang yang bisa mengatasi dan meninggalkan kesulitan masa lalunya ada juga yang menyerah dan menyalahkan masa lalunya.
1. Tipe Keteramplan Menghadapi Kesulitan
Kemanapun orang menghadapi hambatan atau masalah dan tantangan dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
- Tipe Cepat Menyerah (Quitters)
- Tipe Cepat Istirahat (Campers)
- Tipe Terus Mendaki (Climbers)
2. Dimensi Keterampilan Menghadapi Kesulitan
Keterampilan menghadapi kesulitan terdiri dari 4 dimensi yang masing – masing merupakan bagian dari sikap seseorang dalam menghadapi kesulitan.
- C = Control Kendali
- O2 = Origin dan Ownership (sebab masalah dan pengakuan)
- R = Reach (jangkauan)
- E = Edurance (daya tahan)
3. Memperbaiki Keterampilan Menghadapi Kesulitan dan Tantangan


Keterampilan menghadapi kesulitan dan tantangan bukanlah hal yang permanen atau menetap, dimensi dimensi yang mempengaruhi sikap seseorang dalam menghadapi masalah dapat diperbaiki dan ditingkatkan melaluli keterampilan Lead ans Stoppers.

GENRE Bebas dari HIV / AIDS


Humman Immunodeficency Virus (HIV)
Humman Immunodeficency Virus adalah virus menyebab AIDS, virus ini dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh karna virus ini menyerang sel darah putih dalam tubuh kita.
AIDS adalah kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

HIV bisa menular melalului berbagai cara :
HIV dapat menular melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, hubungan sex dengan berganti ganti pasangan, dan dapat juga dituarkan oleh ibu pengidap HIV kepada anaknya memalui proses saat persalinan, hamil atau  menyusui
HIV tidak menular melalui :
Gigitan serangga (nyamuk), bersalaman, menggunakan kolam renang dan toilet umum secara bersama sama, terpapar batuk dan bersin dan menggunakan alat makan secara bersamaan.


SITUASI DAN MASALAH HIV DI INDONESIA

Kasus penularan AIDS pertama di Indonesia pada tahun 1987 kemudian disusul dengan kasus-kasus berikutnya, sehingga pada tanggal 31 januari 1995 tercatat pengidap HIV 211 orang dan 69 penderita AIDS, 44 orang diantaranya meninggal. Data terakhir bulan Juni 1999 tercatat 88 mengidap HIV dan 26 penderita AIDS (sampai dengan 31 Agustus 1999). Serupa dengan pola penyebaran dinegara lain, di Indonesiapun mulainya diantara orang-orang homo seks, kemudian muncul pada sekelompok kecil orang-orang yang berperilaku resiko tinggi seperti pecandu obat narkotika dan para tuna susila. Sasaran umum pembangunan jangka panjang kedua (PJP-II) sebagaimana dinyatakan dalam GBHN 1993 adalah terciptanya kwalitas manusia dan kwalitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. Penyebaran HIV / AIDS dalam masyarakat bukan semata-mata hanya masalah kesehatan saja, tetapi mempunyai implikasi politik, ekonomi, sosial, etis, agama dan hukum, bahkan dampaknya secara nyata cepat atau lambat menyentuh semua aspek kehidupan bangsa dan negara. Hal ini mengancam upaya bangsa untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia.

Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya penaggulangan HIV / AIDS, yang melibatkan semua sektor pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh.

Untuk itu disusunlah strstegi nasional penanggulangan HIV / AIDS yang komprehensif, menyeluruh dan multi sektorel, guna mewujudkan satu gerak langkah dalam penaggulangan AIDS tersebut dan yang berdasarkan Keputusan Presiden NO. 36 tahun 1994 tentang komisi penanggulangan AIDS.

Tujuan Penanggulangan HIV/AIDS adalah untuk :

  • Mencegah penularan virus HIV.
  • Mengurangi sebanyak mungkin penderitaan perorangan, serta dampak sosial dan ekonomis dari HIV/AIDS di seluruh Indonesia.
  • Menghimpun dan menyatukan upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIV/AIDS.

STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV/AIDS
Strategi Nasional ini merupakan kerangka acuan dan panduan untuk setiap upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, baik oleh pemerintah, masyarakat LSM, keluarga, perorangan, universitas dan lembaga-lembaga penelitian, donor dan badan-badan internasional agar dapat bekerja sama dalam kemitraan yang efektif dan saling melengkapi dalam lingkup keahlian dan kepedulian masing-masing berdasarkan Pasal

Keputusan Presiden nomor 36 Tahun 1994.
rategi Nasional ini disusun dengan sistematika, Prinsip-prinsip dasar penanggulangan HIV/AIDS, Lingkup program, peran dan tanggung jawab, kerjasama internasional dan pendanaan. Kegiatan penanggulangan AIDS dikomandoi oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang diketuai oleh Menko Kesra dan di daerah oleh KPAD. Kegiatannya meliputi pencegahan, pelayanan, pemantauan, pengedalian dan penyuluhan.
Prinsip-prinsip dasar penanggulangan HIV/AIDS.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.
Setiap upaya penanggulangan harus mencerminkan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia.
Setiap kegiatan diarahkan untuk mempertahankan dan memperkukuh ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta sistem dukungan sosial yang mengakar dalam masyarakat.
Pencegahan HIV/AIDS diarahkan pada upaya pendidikan dan penyuluhan untuk memantapkan perilaku yang baik dan mengubah perilaku yang berisiko tinggi.
Setiap orang berhak untuk mendapat informasi yang benar untuk melindungi diri dan orang lain terhadap infeksi HIV.
Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat dari para pengidap HIV/penderita AIDS dan keluarganya.
Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV/AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang bersangkutan (informed consent), sebelum dan sesudahnya harus diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan.
Diusahakan agar peraturan perundang-undangan mendukung dan selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di semua tingkat.

STRATEGI YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENANGGULANGI PENYEBARAN PENYAKIT HIV/AIDS ANTARA LAIN :
Melakukan promosi kondom bagi WTS atau pekerja sex lainnya dengan cara memberikan penjelasan tentang fungsi dan cara pemakaiannya.
Membangun tempat-tempat rehabilitasi khusus untuk orang-orang yang menderita penyakit AIDS.
Gencar melakukan pentuluhan di berbagai tempat yang ditujukan kepada masyarakat umum tentang bahaya HIV/AIDS baik itu di sekolah-sekolah (SMU), Perguruan Tinggi jika perlu sampai ke Pondok Pesantren, kerja sama dinas kesehatan dengan para pembimbing sekolah.
Pemerintah dan LSM yang ada banyak melakukan penyuluhan ketahanan keluarga karena dengan ketahanan keluarga diharapkan Ayah, Ibu dan anak memahami bahaya dari penularan HIV/AIDS.
Merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah positif dalam rangka pencegahan dan penyebarluasan AIDS.
Meningkatkan pengetahuan petugas dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan.
Berusaha agar pengidap HIV dan golongan resiko tinggi (WTS) dibekali keterampilan tertentu agar mampu bekerja di bidang lain dalam kehidupnnya.
Membentuk kelompok kerja teknis komunikasi, informasi, dan idukasi khusus untuk menagani HIV/AIDS.
Sebab-sebab tertular atau terkena HIV/AIDS antara lain :Dengan melihat data maupun keterangan yang telah dijabarkan diatas, jelaslah bahwa penyakit/virus HIV sangat membahayakan bahkan lambat laun bisa mematikan. Untuk itu kita semua harus selalu waspada dengan cara menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS, terutama sex bebas dalam arti tanpa menggunakan alat kontrasepsi.






Keluarga Harmonis, Remaja Dinamis


Keluarga memiliki peran yang sangat  penting dalam membentuk karakter seseorang. Karena dari keluargalah kita diajarkan bagaimana cara berprilaku dan bagaimana cara kita bersikap terhadap lingkungan. Keluarga yang harmonis tentu saja dambaan bagi setiap individu. Dimana kita akan merasa aman mendapat perhatian dan perlindungan dari keluarga kita.
Namun, banyak diantara kita yang memiliki keluarga yang kurang mampu menciptakan keluarga yang harmonis dalam kehidupannya, hal ini dikarenakan banyaknya faktor, namun faktor yang paling umum adalah kesibukan kesibukan yang dimiliki oleh orang tua misalnya, atau perceraian keluarga sehingga menomor sekiankan keluarga dan kurang memerhatikan kebutuhan anak. Kemudian apa yang ditimbulkan ?
Remaja / anak yang hidup dalam keluarga yang kurang harmonis merasa tidak mendapat perhatian lagi sehingga remaja tersebut cenderung mencari bentuk perhatian lain yang tidak ia dapatkan dari keluarganya dan berusaha mencari perhatian dari luar. Hal ini sangat disayangkan karena seharusnya keluargalah yang menjadi sosok pelindung dan pemberi perhatian. Jika saja remaja mencari perhatian dari luar keluarga dalam bentuk yang positif namun bukan tidak mungkin jika remaja tersebut malah terjerumus pada prilaku - prilaku negatif bukan ?.

Lalu bagaimana kita bisa menciptakan suasana yang harmonis di dalam keluarga kita ?

Keluarga yang harmonis dapat tercipta jika kita menanamkan beberapa fungsi keluarga,
·         Yang pertama, Fungsi Agama
Agama merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi kebutuhan manusia sejak dalam kandungan. Dan keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Dari keluarga pula kita belajar menumbuhkan, menanamkan dan mengembangkan nilai nilai agama sehingga menjadi seseorang yang berahlak baik dan seseorang yang lebih bertaqwa. 
Dalam fungsi agama , terdapat 12 nilai dasar yang patut kita kerjakan diantaranya,
Iman, Taqwa, Kejujuran, Tenggang Rasa, Rajin, Kesalehan, Ketaatan, Suka Membantu, Disiplin, Sopan santun, Sabar dan Ikhlas dan yang terakhir Kasih Sayang.

·         Yang Kedua, Fungsi Sosial Budaya
Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat, sesuai dimana tempat kita tinggal. 
Dalam fungsi sosial , terdapat 5 nilai dasar yang patut kita kerjakan diantaranya, 
Gotong Royong, Sopan Santun, Kerukunan, Peduli dan Kebersamaan.

·         Yang Ketika, Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Mendapatkan cita dan kasih sayang keluarga merupakan kewajiban kedua orang tua untu memenuhinya. Dengan kasih sayang yang didapat daro orang tua, anak bukan hanya belajar untuk menyayangi keluarganya melainkan juga belajar untuk lebih menghargai keluarga khususnya orang tuanya. 
Dalam fungsi cinta dan kasih sayang, terdapat 8 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga diantaranya, 
Empati, Akrab, Adil, Pemaaf, Setia, Suka menolong, Pengorbanan dan Rasa Tanggung Jawab terhadap masing masing anggota keluarga.

·         Yang Keempat, fungsi Perlindungan
Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bag anggota keluarga. Dalam hal ini berarti keluarga harus memberikan rasa aman, tenang, tentram bagi anggota keluarganya. 
Dalam fungsi perlindungan, terdapat 5 dasar yang musti ditanamkan diantaranya, 
Aman, Pemaaf, Tanggap, Tabah dan Peduli.

·         Yang Kelima, Fungsi Reproduksi
Keluarga adalah media atau tempat kita untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja. Hal ini ditujukan agar kita sebagai remaja tidak terjerumus pada perbuatan yang melanggar norma asusila dan agar kita sebagai remaja dapat mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi bagi remaja.
Dalam fungsi Reproduksi, terdapat 3 hal yang harus kita tanamkan diantaranya, 
Tanggung Jawab, Sehat dan Teguh.

·         Yang Keenam, Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Pada dasarnya manusia adalah makhlus sosial, artinya manusia dalam hidupnya saling membutuhkan bantuan dari orang lain, hidup secara berkelompok dan bermasyarakat. 
Dalam fungsi Sosialisasi dan pendidikan, terdapat 7 hal yang musti dipahami dan kita tanamkan dalam diri kita diantaranya,
Percaya diri, Luwes, Bangga, Rajin, Kreatif, Tanggung Jawab dan Kerjasama.

·         Yang Ketujuh, Fungsi Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai prilaku prlaku ekonomi terhadap keputusan ekonomi yang akan di buat.
Dalam fungsi Ekonomi, terdapat 3 hal yang musti dipahami dan kita tanamkan dalam diri kita diantaranya,
Menentukan kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier dalam keluarga



·        Yang kedelapan, Fungsi Lingkungan
Kemampuan keluarga dalam kegiatan pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan diri untuk keluarga yang lebih sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang. Upaya pengembangan fungsi lingkungan ini dimaksudkan sebagai wahana bagi keluarga agar dapatmengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institusi masyarakat sebagai lingkungan sosialnya dan dukungan kemudahan bagi pemerintah 
Dalam fungsi lingkungan, terdapat 2 hal yang harus diahami dan ditanamkan dalam keluarga kita diantaranya, 
Bersih dan Disiplin 


Kedelapan point diatas merupakan cara bagaimana kita dapat menciptakan keluarga harmonis dalam diri dan keluarga kita. Keluarga harusnya menjadi sosok yang dapat memberikan rasa nyaman dalam diri kita bukan sebaliknya. Orang tua menciptakan rasa nyaman dengan mencoba menjadi sahabat anak, bertutur dengan gaya yang tidak terlalu menggurui layaknya seorang sahabat pasti akam tercipta hubungan harmonis antara orang tua dan anak. Jika keluarga harmonis tentu saja akan terbentuk Remaja Remaja yang Dinamis di dalam setiap keluarga di Indonesia :D




ANH

Nikah Muda ? Ogah Ah!


" Menikah di Usia Muda Banyak Problema , Raih Prestasi Tunda Nikah Dini"
Rasanya benar semboyan di atas , menikah di usia dini memang kerap menimbulkan banyak problema dalam diri kita. Berharap setelah menikah akan hidup bahagia bersama suami, jika dilakukan di usia yang belum cukup untuk menikah tentunya menikah muda hanya memicu bencana.
Kita sebagai remaja, tentunya memiliki perjalanan hidup yang masih panjang, banyak kebahagiaan yang dapat kita raih yang tentu saja tidak melulu soal cinta. Kita sebagai remaja Indonesia, harusnya mengisi masa muda kita dengan banyak banyak menimba ilmu, memperbanyak jaringan sosialisasi dengan semasa, mengikuti berbagai kompetisi yang kita suka dan masih banyak lagi. Lalu pernahkah kalian berfikir ingin segera menyudahi masa remaja kalian dan memutuskan untuk hidup berkeluarga ? Tentu, kalian yang berfikir ingin cepat menikah di usia muda harus berfikir dua kali. 

 Kenapa ?
Menikah adalah suatu hubungan yang sakral dimana seorang pria dan wanita berkomitmen untuk menghabiskan waktu bersama selama hidupnya. Jika kita sudah berkomitmen untuk menikah tentu saja kita harus mampu menghadapi berbagai permasalahan yang kerap di timbulkan di hubungan rumah tangga. Remaja yang ingin menikah di usia dini kerap terjebak dengan pemikiran yang pendek, dia beranggapan memiliki anak itu lucu, kita bisa menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayang bersama sama dengan kata lain kita hanya memikirkan hal positifnya saja. Lalu, pernahkah kita berfikir jika kita hidup berumah tangga berarti secara ekonomi kita harus memenuhinya sendiri tanpa bantuan dari masing masing orang tua, belum lagi kehamilan yang terlalu capat akan menghambat sekolah dan karir kita. Tingkat emosi yang belum matang juga menimbulkan resiko kekerasan dalam rumah tangga atau yang lebih exstrim akan sampai pada meja peceraian. 

Dengan kata lain banyak resiko yang akan ditimbulkan dari pernikahan di usia dini. Untuk itu kita sebagai gen-Re atau yang lebih dikenal sebagai Generasi Remaja Berencana sudah sepatutnya menunda usia pernikahan sesuai dengan apa yang disarankan pemerintah kemudian melakukan Program Pendewasaan Usia Perkawinan.


Pendewasaan Usia perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada pernikahan pertama, sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki laki. Pendewasaan usia perkawinan merupakan sebagian program yang dilakukan oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Program PUP akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total rertility Rate (TrR).
Tujuan Program Pendewasaan Usia Perkawinan antara lain, 
Memberikan pengertian  dan kesadaran terhadap remaja adar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga. Kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi, serta menentukan jarak kehamilan yang sangat penting bagi kehidupan berkeluarga nantinya. 

Bagan Perencanaan Keluarga Usia 20 sampai 35 tahun

(A) Masa Menunda Kehamilan
Perempuan yang menikah di usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai usianya minimal 20 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah kondom, Pil, IUD, metode sederhana, Implan dan suntikan. 
(B) Masa Menjarangkan Kehamilan
Pada masa ini usia istri mencapai 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan karena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak. Mengatur jarak anak setidaknya 5 tahun dan alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, Suntikan, Implan dan Metode Sederhana.
(C) Masa Mengakhiri Kehamilan
Mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS atau diatas 35 tahun. Sebab di usia diatas 35 tahun menimbulkan resiko bagi ibu dan anak. Metode kontrasepsi yang dianjurkan adalah Steril, IUD, Implan, Suntikan, Metode sederhana dan Pil.



Karena banyak berbagai dampak yang akan ditimbulkan baik berupa fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi sebagai Generasi Berancana sangat baik jika kita menikah di usia yang tepat. 
Selain menurunkan resiko pada saat proses kehamilan dan persalinan , menikah di usia yang tepat akan membuat kita lebih sejahtera. Kenapa ? Karna kita sudah menyelesaikan pendidikan kita, meraih cita cita setelah hidup mapan akan sangat bahagia jika kemudian kita memutuskan untuk menikah dan hidup bahagia bersama pasangan kita :D




ANH