Permasalahan Kependudukan di Indonesia

SUB TOPIK : PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS HIDUP MANUSIA, KEHIDUPAN SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMA. 

Oleh : Anisah Nurul Hidayati



Menurut kalian, apa penyebab permasalahan kependudukan yang saat ini marak terjadi di Indonesia ?

Indonesia, merupakan satu kata yang memiliki sejuta makna apalagi jika kita harus menggambarkan bagaimana kondisi permasalahan kependudukan di Indonesia saat ini. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi, Indonesia menempati posisi keempat penduduk terpadat di dunia setelah Cina, India dan Amerika. 


Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yang terjadi di Indonesia dikarenakan berbagai faktor yang melatar belakanginya, salah satu faktor yang menjadi perhatian khusus saat ini adalah maraknya pernikahan dini para remaja. Mulai dari rendahnya pengetahuan orang tua yang lebih memilih anaknya untuk dinikahkan dengan orang yang dianggap memiliki kemapanan ekonomi, tanpa memperhatikan faktor psikologis remaja. Dan faktor yang tak kalah pelik lainnya adalah pernikahan dini yang terjadi karena pergaulan bebas (free sex) yang kemudian mau tidak mau membuat dua sejoli yang terjerumus terhadap pergaulan bebas harus menikah di usia yang cukup muda.

Hal ini merupakan masalah yang kerap muncul pada remaja di era sekarang. Kurangnya penyuluhan bahaya pernikahan dini membuat sebagian orang tua terutama mereka yang berada di desa - desa kerap menikahkan anaknya di usia yang cukup muda. 




Dengan tujuan ingin membahagiakan anaknya, pernikahan yang dilakukan di umur yang cukup muda bukan tidak mungkin kerap menimbulkan konflik. Sehingga remaja yang menikah di usia muda kerap mengalami berbagai masalah yang luar biasa di kehidupan rumah tangga mereka karena tidak dapat mengontrol emosi dengan baik. Hal ini juga kerap mengorbankan pendidikan dan karir di pihak wanita. Tentu saja pihak wanita dalam kasus pernikahan dini sangat dirugikan, baik secara psikis, fisik, pendidikan maupun karir dirinya di masa yang akan datang. 



Kurangnya penyuluhan di pihak remaja, tentang pentingnya menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja sehingga menyebabkan banyak remaja Indonesia di usia yang cukup muda sudah berkeluarga bahkan memiliki anak. Pergaulan bebas yang dilakukan para remaja tentu saja akan menghasilkan generasi-generasi penerus yang tidak berkualitas dikarenakan kurangnya pengetahuan yang memumpuni dari kedua orang tuanya. Pertumbuhan penduduk juga semakin meningkat dikarenakan banyak penduduk di usia remaja yang sudah berkeluarga bahkan memiliki anak.


Lalu, maraknya stigma "Banyak Anak Banyak Rejeki" yang telah terdoktrin di dalam benak masyarakat di Indonesia membuat jumlah kelahiran meningkat dan tidak terkontrol sehingga menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk di Indonesia. Masyarakat enggan mengontrol jumlah kelahiran yang menyebabkan ledakan jumlah penduduk semakin menjadi - jadi. 

Akibatnya, karena kepadatan penduduk yang tidak terkontrol inilah yang kemudian menjadi benang merah terhadap permasalahan-permasalahan sosial lainnya. Permasalahan lainnya kerap muncul mengiringi permasalahan kepadatan penduduk di Indonesia. Karena jumlah penduduk yang tidak terkendali , menyebabkan tidak meratanya tingkat dan kualitas pendidikan pada setiap daerah, persediaan fasilitas kesehatan, dan akan terjadi banyak kesenjangan sosial pada lapisan - lapisan masyarakat, dan hal ini memicu kegiatan kriminalitas dan premanisme di Indonesia. Tidak cukup itu, akan muncul satu titik permasalahan baru di Indonesia. Kini banyak bertebaran praktek – praktek aborsi illegal yang hadir seolah - olah sebagai fasilitas sarana penyelamat kaum muda yang telah terlanjur terjirat dalam kubangan hitam prilaku menyimpang sex bebas (free sex). Bukan tidak mungkin pelaksanaannya akan banyak melibatkan oknum oknum orang dalam sehingga bertambah pelik saja permasalahan yang turut muncul  sebagai akibat dari permasalahan kependudukan dan mau tidak mau, akibat dari kebobrokan segelintir oknum ini akan mencoreng nama baik dunia medis di Indonesia.

Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan berbagai masalah pertumbuhan penduduk terhadap kualitas hidup manusianya. Hal ini dapat dikaji dalam berbagai sudut pandang. Yakni dilihat dari sisi kehidupan sosial, budaya dan agamanya.


FAKTOR KEHIDUPAN SOSIAL
1.    Permasalahan tentang rendahnya pengetahuan orang tua terutama yang tinggal diwilayah pedesaan yang cenderung memilih menikahkan anaknya di usia yang sangat muda untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
2.    Kurangnya penyuluhan bahaya pernikahan dini dikalangan orangtua dan remaja
3.    Menikah di usia muda kerap mengalami berbagai masalah sehingga memicu permasalahan KDRT dalam rumah tangga. Karena pasangan yang menikah di usia yang sangat dini masih belum memiliki kestabilan emosi dalam mengatasi permasalahan rumah tangga
4.    Pernikahan dini sangat merugikan, baik secara psikis, fisik, pendidikan maupun karir. Karena pasangan yang menikah di usia dini cenderung meninggalkan pendidikannya untuk menjalani kehidupan rumah tangga
5.    Kurangnya penyuluhan kesehatan reproduksi remaja tentang bahaya melakukan hubungan sex pranikah ataupun melakukan hubungan sex dibawah usia pernikahan
6.    Tidak meratanya tingkat dan kualitas pendidikan dan fasilitas kesehatan yang menyebabkan tingkat SDM dan angka kesehatan masyarakat berbeda di setiap daerah
7.    Munculnya kesenjangan sosial pada lapisan - lapisan masyarakat
8.    Semakin maraknya kriminalitas dan premanisme di Indonesia

FAKTOR BUDAYA
1.    Maraknya tradisi pernikahan dini yang dilakukan di tiap daerah terutama perdesaan
2.    Melekatnya stigma "Banyak Anak Banyak Rejeki" yang ada di dalam masyarakat
3.    Masyarakat enggan mengontrol jumlah kelahiran yang menyebabkan ledakan jumlah penduduk semakin menjadi - jadi

FAKTOR AGAMA
1.    Lemahnya pengetahuan agama yang ditanamkan oleh orang tua dari setiap diri individu semakin membuat maraknya terjadi pergaulan bebas dan praktek aborsi illegal


Lalu, sebagai Generasi Berencana (Gen-Re) Indonesia tindakan apa yang bisa kita lakukan sebagai solusi dari permasalahan kependudukan saat ini ?

1. Memperbaiki kualitas kependudukan yang ada di Indonesia, kita sebagai generasi muda tentunya harus menciptakan generasi penerus yang lebih berkualitas. Jangan melihat yang sudah - sudah, penduduk di Indonesia seakan tenggelam dengan berbagai masalah kependudukan yang malah membuat mereka jauh dari kata bahagia. Masih banyak masyarakat yang memiliki kekurangan ekonomi akan tetapi memiliki banyak anak, untuk kebutuhan sandang seperti makan dan minum saja masih kekurangan. Apalagi, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari anak-anak mereka.


2. Perbaikan kualitas generasi yang akan datang dapat dilakukan dengan cara meminimalisir terjadinya pernikahan dini dengan melakukan berbagai program yang telah di selenggarakan oleh BkkbN yakni program pendewasaan usia pernikahan. Usia menikah wanita minimal 20 tahun dan pria 25 tahun dimaksutkan agar tingkat kematangan fisik dan emosional sudah terbentuk secara matang. Karena menikah di usia yang sangat muda, pihak wanita cenderung mengalami resiko tingkat kematian yang tinggi saat proses persalinan. Penundaan usia pernikahan bertujuan agar kita dapat melanjutkan sekolah dan karir kita secara matang. Jangan sampai pernikahan di usia dini menghambat kita sebagai remaja untuk menunjukkan berbagai bakat, minat dan kreatifitas yang kita miliki karena terhambat masalah keluarga dan anak.

Jika kita menikah di usia yang sudah mapan, dan sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah. Manfaatnya adalah kita dapat menjalani kehidupan berkeluarga secara harmonis tanpa menghawatirkan permasalahan ekonomi karena di saat kita belum menikah tentunya kita berusaha untuk mapan dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga, agar kehidupan berkeluarga nantinya berjalan dengan lancar.

3. Membentuk keluarga harmonis yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi generasi penerusnya, sehingga terbentuklah generasi – generasi berencana dalam diri setiap individu. Karena dari keluargalah kita diajarkan bagaimana cara berprilaku dan bagaimana cara kita bersikap terhadap lingkungan.

Pemenuhan kebutuhan rohani dan Agama yang orang tua ajarkan dalam diri setiap individu. Karena agama merupakan kebutuhan yang  paling mendasar bagi kebutuhan manusia bahkan sejak dalam kandungan. Dan keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Dari keluarga diharapkan kita dapat menumbuhkan, dan menanamkan nilai – nilai agama sehingga terhindar dari pergaulan negative terutama free sex dan penyalahgunaan  Napza bagi generasi muda.

Keluarga sebagai pemenuhan kebutuhan Sosial Budaya dimana dalam keluarga kita diajarkan untuk peduli dengan sesama, sopan santun, dalam mendidik dan beretika terhadap lingkungan masyarakat.

Keluarga sebagai sarana fasilitator penyuluhan mengenai berbagai penyakit Infeksi Menular Sexsual (IMS) dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja sebenarnya sangat penting. Keluarga sebenarnya merupakan media yang sangat nyaman bagi remaja untuk menyampaikan segala keluh kesahnya mengenai kesehatan reproduksi remaja yang tengah kita alami. Selayaknya remaja yang beranjak tumbuh dewasa pastinya terjadi perubahan hormon sexsual dimana keingintahuan sex pada saat - saat remaja sangatlah tinggi. Akan tetapi yang menjadi masalah, banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa bicara sex adalah membicarakan hal yang tabu. Cara berfikir inilah yang harusnya kita ubah, dengan menciptakan suasana keluarga yang kondusif sehingga antara remaja dan orang tua terbuka berbicara soal sex dan permasalahan remaja lainnya. Karena hal ini dapat mengurangi resiko remaja untuk mencoba - coba mencari informasi dari luar yang belum tentu benar karena belum terfiltrasi oleh orang yang lebih dewasa dan lebih mengerti.


4. Melakukan sosialisasi Infeksi Menular Sexsual (IMS) agar remaja terhindar dari pergaulan bebas yang beresiko mengalami hamil di usia dini. Sosialisasi IMS selain dari dalam keluarga sendiri juga dapat dilakukan lewat berbagai media seperti penyuluhan dengan cara terjun langsung di sekolah - sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, kemudian melalui media televisi, online maupun sosialisasi malalui puskesmas terdekat. Dengan memasyarakatkan sosialisasi IMS diharapkan remaja akan berfikir dua kali sebelum melakukan kegiatan sex bebas yang beresiko tinggi.

5. Salah satu jalan keluar untuk menghadapi kepadatan penduduk tentunya merubah pola fikir banyak anak banyak rejeki dan lebih memilih melakukan Program Keluaga Berencana (KB) hal ini dilakukan untuk meminimalisir kepadatan penduduk yang sudah tidak terbendung lagi. Ketika program Keluarga Berencara (KB) sukses dilakukan kemudian terbentuklah Keluarga Bermutu (KB).

    Jika saja semua penduduk di Indonesia dengan konsisten dan dibarengi dengan kesungguhan yang tinggi untuk melaksanakan progran Keluarga Berencana dan pemerintah semakin gencar mengadakan sosialisasi dan hingga program KB, Penundaan Usia Pernikahan dan Penyuluhan IMS berjalan sesuai rencana tentu saja karena jumlah penduduk sudah seimbang dapat dengan mudah pemerintah melakukan pemerataan pendidikan, kesehatan agar tidak terjadi kesenjangan sosial.

     KB bukan lagi hanya sekedar Keluarga Berencana akan lebih tepatnya mewujudkan Keluarga Bermutu agar membentuk generasi-generasi yang lebih baik daripada generasi yang sebelumnya. Mewujudkan generasi berencana (GenRe) agar tercipta benih generasi yang  memiliki Intelligent-Quality Generation – GenRe Planning Generation. 


   Anisah Nurul Hidayati - salam GenRe untuk remaja Indonesia :D

0 komentar: